UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA
KULIAH : KIMIA BAHAN ALAM
SKS : 2
DOSEN
: Dr. Syamsurizal,
M.Si
WAKTU
: 22-29 Desember 2012
PETUNJUK
: Ujian ini open book. Tapi tidak diizinkan mencontek, bilamana ditemukan, maka
anda dinyatakan GAGAL. Jawaban anda diposting di bolg masing-masing.
1. Jelaskan
dalam jalur biosintesis triterpenoid, identifikasilah faktor-faktor penting
yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak.
Jawab:
Triterpenoid
adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan
secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena,
senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan
bersifat optis aktif (Harborne,1987). Menurut Harborne (1987) senyawa
triterpenoid dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu: triterpen sebenarnya,
saponin, steroid, dan glikosida jantung.
Triterpenoid dibiosintesis dari 6 unit
isopren, dan tersusun atas C30 asiklik yang merupakan prekursor dari
squalen. Perbedaan pembentukan cincin
(siklisasi) akan memberikan perbedaan
tipe dari terpenoid. Lebih dari 4000 terpenoid alami telah
diisolasi, dan lebih dari 40 kerangka dasar yang teridentifikasi. Triterpenoid terbagi atas 2 kelompok besar
yaitu tetrasiklik dan pentasiklik.
Reaksi biosintesis skualen (pembuatan
triterpenoid)
Pada
biosintesis selanjutnya, dapat terjadi pengurangan jumlah atom C menjadi molekul
dengan jumlah atom C kurang dari 30.
Sebagai contoh hádala pembentukan senyawa golongan steroid (C27). Banyak
senyawa golongan triterpenoid bereaksi dengan gula membentuk glikosida. Triterpenoid bebas merupakan komponen
penyusun resin, lateks, dan kutikula dari tanaman.
Biosintesis triterpenoid ini dengan melalui asam
asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen
menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil
koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang
sebagaimana ditemukan pada asam mevanolat. Reaksi-reaksi berikutnya ialah
fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang
selanjutnya berisomerisasi menjadi DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit
isopren aktif bergabung secara kepada ke-ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini
merupakan langkah pertama dari polimerisasi isopren untuk menghasilkan
terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap
IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh
penyingkiran ison pirofosfat. Serangan ini menghasilkan geranil pirofosfat
(GPP) yakni senyawa antara bagi semua senyawa monoterpen.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP, dengan mekanisme
yang sama seperti antara IPP dan DMAPP, menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP)
yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpen. Senyawa-senyawa
diterpen diturunkan dari geranil-geranil pirofosfat (GGPP) yang berasal dari
kondensasi antara atau satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama pula.
Sintesa terpenoid oleh organisme adalah sangat
sederhana sifatnya. Ditinjau dari segi teori reaksi organik sintesa ini hanya
menggunakan beberapa jenis reaksi dasar. Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa
antara GPP, FPP dan GGPP untuk menghasilkan senyawa-senyawa terpenoid satu
persatu hanya melibatkan beberapa jenis reaksi sekunder pula. Reaksi-reaksi
sekunder ini lazimnya ialah hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi dan
reaksi-reaksi spontan yang dapat berlangsung dengan mudah dalam suasana netral
dan pada suhu kamar, seperti isomerisasi, dehidrasi, dekarboksilasi dan
sebagainya.
Berdasarkan jumlah
cincin yang terdapat dalam struktur molekulnya triterpen sebenarnya dapat
dibagi atas:
1. Triterpen
asiklik yaitu triterpen yang tidak mempunyai cincin tertutup, misalnya
skualena.
2. Triterpen
trisiklik adalah triterpen yang mempunyai tiga cincin tertutup pada struktur
molekulnya, misalnya: ambrein.
3. Triterpen
tetrasiklik adalah triterpen yang mempunyai empat cincin tertutup pada struktur
molekulnya, misalnya:lanosterol.
4. Triterpen
pentasiklik adalah triterpen yang mempunyai lima cincin tertutup pada struktur
molekulnya, misalnya α-amirin.
Faktor –faktor
penting untuk menentukan hasil biosintesis triterpenoid yaitu dengan
menggunakan enzim isomerase dimana dapat membantu terbentuknya penggabungan
antara IPP dan DMAPP. Dan dimana enzim ini sebagai senyawa yang dapat
mempercepat proses reaksi. Dan dapat menggunakan metoda isolasi dimana dapat
dilakukan dengan cara metoda isolasi soxhlet.
2.Jelaskan dalam penentuan struktur flavonoid,
kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR.
Berikan dengan contoh sekurang-kurangnya dua struktur yang berbeda.
Jawab :
struktur
flavonoid
Struktur dasar senyawa flavonoid terdiri dari Senyawa
flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dua cincin benzen (C6)
terikat pada suatu rantai propana (C3)
sehingga bentuk susunan C6
–C3
–
C6.
Spektroskopi
inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk
mengidentifikasi senyawa, baik alami maupun buatan. Spektrofotometri jenis ini
biasanya digunakan untuk menetapkan gugus fungsional yang terdapat pada sampel.
Spektrum inframerah suatu molekul adalah hasil transisi antara tingkat energi
getaran yang berlainan. Pancaran inframerah yang kerapatannya kurang dari 100
cm -1
(panjang gelombang lebih daripada 100 μm)
diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi putaran energi molekul.
Penyerapan energi elektromagnetik dari berbagai panjang gelombang menghasilkan
berbagai eksitasi dalam molekul
Dalam
molekul sederhana beratom dua atau beratom tiga tidak sukar untuk menentukan
jumlah dan jenis vibrasinya dan menghubungkan vibrasi-vibrasi tersebut dengan
energi serapan. Tetapi untuk molekul-molekul beratom banyak, analisis jumlah
dan jenis vibrasi itu menjadi sukar sekali atau tidak mungkin sama sekali,
karena bukan saja disebabkan besarnya jumlah pusat – pusat vibrasi, melainkan
karena juga harus diperhitungkan terjadinya saling mempengaruhi (interaksi)
beberapa pusat vibrasi.
Vibrasi molekul dapat
dibagi dalam dua golongan , yaitu vibrasi regang dan vibrasi
lentur.
1. Vibrasi
regang
Di sini terjadi terus
menerus perubahan jarak antara dua atom di didalam suatu molekul. Vibrasi
regang ini ada dua macam yaitu vibrasi regang simetris dan tak simetri.
2. Vibrasi
lentur
Di sini terjadi
perubahan sudut antara dua ikatan kimia. Ada empat macam vibrasi lentur yaitu
vibrasi lentur dalam bidang yang dapat berupa vibrasi scissoring
Spektrofotometri
Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR)
merupakan alat yang berguna pada
penentuan struktur molekul organik. Teknik ini memberikan informasi
mengenai berbagai jenis atom
hidrogen dalam molekul. Struktur NMR memberikan informasi mengenai lingkungan
kimia atom hidrogen, jumlah atom hidrogen dalam setiap lingkungan dan struktur
gugusan yang berdekatan dengan setiap atom hidrogen (Cresswell, 1982).
Pada
struktur flavonoid Kekhasan signal dan intensitas serapan pada spektrum IR
yaitu ikatan rangkap karbon- karbon C=C
: mempunyai penyerapan cahaya pada daerah serapan 1500 – 1600 cm-1.
Ikatan rangkap karbon- oksigen C=O : merupakan penyerapan yangsangat berguna,
yang bisa ditemukan pada daerah sekitar 1705 – 1725 cm-1. Ikatan
tunggal karbon- oksigen C-O : mempunyai penyerapan dalam daerah sidik jari yang
bisa ditemukan pada daerah sekitar antara 1000 – 1300 cm-1. Ikatan
tunggal karbon – hidrogen C-H : mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi pada
daerah serapan 3050- 3150 cm-1.
Contoh
:
1. Struktur isoflavon Spektrum IR isoflavon
2. Struktur flavonol Spektrum IR flavonol
Spektrum NMR flavonol
3. Struktur antosianin spektrum IR antosianin
3.Dalam
isolasi alkaloid, pada tahap awal dibutuhkan kondisi asam atau basa. Jelaskan
dasar penggunaan reagen tersebut, dan berikan contohnya sekurang-kurangnya tiga
macam alkaloid.
Jawab :
Isolasi alkaloid dilakukan dengan metode ekstraksi.
Bahan tanaman, terutaman biji dan daun sering banyak menggunakan lemak, lilin
yang sangat non polar. Karena senyawa- senyawa tersebut dipisahkan dari bahan
tanaman sebagai langkah awal dengan cara pelarutan dengan petroleum eter.
Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam petroleum eter. Namun ekstrak harus
selalu dicek untuk mengetahui adanya alkaoid dengan menggunakan salah satu
pereaksi pengendap alkaloid. Bila sejumlah alkaloid larut dalam pelarut
petroleum eter, maka bahan tanaman pada awal ditambah dengan asam berair untuk
mengikat alkaloid sebagai garamnya.
Selain itu, berdasarkan sifat kimia. didalam isolasi
alkaloid, pada dasar penggunaan reagen dibutuhkan asam atau basa dikarenakan Kebanyakan
alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron
pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron
pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut
sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya
oksigen.
Contoh:
a. Isolasi
kafein dari daun teh dapat diekstraksi padat cair untuk memisahkan kafein dari
daun teh dengan menggunakan pelarut natrium karbonat dan diklorometana.
b. Isolasi nikotin dari daun tembakau (nicotiana tabacum) diekstraksi pada alat sohxlet dengan menggunakan pelarut metanol.
Dan hasil ekstraksi diasamkan dengan H2SO4 dan
dinetralkan dengan menambahkan NH4OH
c. Isolasi
kuinin dari kulit kayu kina diekstraksi dengan pelarut asam asetil salisilat
1. Kafein 2. kuinin
3. Nikotin
1 4.Jelaskan
keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa
bahan alam . Berikan contohnya.
Jawab :
Biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur
senyawa bahan alam sangat berkaitan. Biosintesis merupakan suatu proses senyawa
dimana didalamnya terdapat jalur atau mekanisme reaksi pembentukan senyawa
bahan alam untuk mengetahui seberapa banyak senyawa yang didapatkan. Setelah
dilakukan biosintesis, selanjutnya dapat
dilakukan dengan cara metode isolasi
dimana kegunaan dari isolasi untuk mengekstrak senyawa bahan alam dengan
menggunakan pelarut tertentu, agar diperoleh ekstrak murni yang selanjutnya
dapat ditentukan strukturnya.
Dari hasil
isolasi dapat diketahui penentuan strukturnya yaitu dengan cara kromatografi
kertas, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom, selain itu, dapat
menggunakan metode spektroskopi antara lain (IR dan UV-VIS dan NMR )
1.
Biosintesis
kafein
1. Isolasi
kafein pada kopi
a.
Isolasi Kafein
Masukkan 25 gram daun the
kering ke dalam labu alas bulat 500ml, tambahkan 25 gram serbuk CaCO3
dan 250 ml air, hubungkan dengan kondensor refluks. Panaskan selama 20 menit
dengan api Bunsen, saring panas-panas dan dinginkan sampai suhu kamar, saring 2
kali berturut-turut dengan kloroform menggunakan corong pisah. Kumpulkan saring
kloroform dan hilangkan kloroform dengan metode destilasi, sisa dalam labu
destilasi merupakan kafein kasar yang siap untuk proses kristalisasi.
b.
Pemurnian kafein dengan kristal
Larutan sisa destilasi dengan 10 ml kloroform. Bila
perlu dipanaskan sedikit, pindahkan larutan ke dalam gelas piala, bilas labu
engan kloroform lagi. Kumpulkan semua kloroform dalam gelas piala. Uapkan
larutan sampai kering dengan penangas. Air sisa dikristalisasi kembali dengan
metode pelarut campuran dengan cara melarutkan kafein kasar dengan 2-4 ml
benzene panas dan secukupnya petroleum eter ( 60º-90ºC ) sampai larutan keruh.
Dinginkan larutan dan biarkan beberapa waktu dan kumpulkan kristal. Tentukan
titik leburnya
2. Penentuan
struktur kafein dengan spektroskopi IR
Menggunakan metode spektroskopi FTIR, menentukan
struktur kafein dari sampel yaitu dengan
menganalisis data beberapa gugus fungsi dan membandingkannya dengan spektrum IR
dari kafein standar.melalui hasil spektroskopi senyawa kafein dapat diketahui
strukturnya dengan menyesuaikan daerah- daerah puncak kereaktifan gugus fungsi
dari struktur kafein